Rabu, 18 Juli 2012

[keren banget] Cinta Seorang Suami (Baca Sampai Habis)



https://encrypted-tbn3.google.com/images?q=tbn:ANd9GcSmkPvpoX10uMvHUR-XwQutmkUmCOIJXv3ykAXA7TLO4K5hrZ2g 

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku.

Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Sumber: http://onthe7.blogspot.com/2012/03/keren-banget-cinta-seorang-suami-baca.html

Rabu, 25 April 2012

AGAR TETAP KONSISTEN


konsisten…. adalah hal penting buat kita. konsisten berarti tetap atau tidak berubah ubah. perlu suatu konsistensi antara kata dan perbuatan kita biar orang percaya dengan kita. (tidak dinilai mencla-mencle bahasa jawanya). untuk itu diperlukan suatu cara agar kita bisa tetap konsisten. pada dasarnya konsisten sama dengan tekun.
berikut diantaranya :
  1. kenali  betul apa yg harus ditekuni. Kalau saya tidak mengenali betul apa manfaat dari manfaat maen bulutangkis, maka saya bisa saja tidak hadir maen bukutangkis, saat badan saya agak gak enak.
    Ummi saya bisa saja tidak hadir ikut senam, dengan alasan agak pegel dikit, kalau ummi saya tersebut tidak mengenal betul apa dan manfaat dari senam yang diikutinya.
    Untuk sebuah amal kebaikan atau suatu hobi yang positif, pasti banyak deh yang menghalangi, entah keadaan ataupun syetan.
    1. Kenali betul apa yang anda tekuni. Apa sebenernya yang sedang anda tekuni itu ???!!!!
    2. Manfaatnya apa dengan menekuni tersebut ?
    3. Kalau saya gak tekun di bidang itu, efek apa yang terjadi pada saya ? ada rugikanya kah ?
    3 Pertanyaan di atas harus dijawab benar-benar saat ingin menekuni suatu bidang yang ujung-ujungnya mengejar kesuksesan.
    Ingat-ingat sekilas deh ke belakang, perbuatan apa saja yang anda bisa tekuni sampai sekarang.
    Dipastikan ! anda sudah pernah menjawab 3 pertanyaan di atas.
    Lewat kertas, ataupun yang lebih dahsyatnya : hati dan bawah sadar anda yang sudah pernah menjawabnya.
    2. disiplin untuk dilakukan baik mood ataupun gak mood
    Banyak alasan untuk gak disiplin dengan mengatakan :
    “gw lagi gak mood aja. Kalo gak mood mah gw tetep kerjain”

    No ! Agar disiplin, tidak boleh disangkut pautkan dengan yang namanya mood atau gak mood.
    Anggap saja gak nyambung, kalau menyangkut pautkan antara mood dan gak mood dengan yang namanya disiplin.
    3. terus mengecek lagi dan lagi…
    Owww owww owww, jangan lupa selain sudah mengerti betul dengan apa yang ditekuni, terus sudah melakukan kedisiplinan yang tinggi, jangan lupa untuk mengecek lagi.
    Jangan-jangan disiplin anda selama ini adalah, disiplin dalam jalur yang salah. Atau agak keluar jalur.
    4. penghukuman dan pemberian hadiah kepada diri sendiri
    Apabila anda mencapai target anda, beri hadiah ! Entah dengan jajanin temen-temen, infak, ataupun jajan yang muas-muasin diri sendir samapai kenyang !
    begitu juga apabila anda kendor, hukum diri anda juga !
    Agak gak terima juga saat saya dengar nasehat ini di seminarnya Tung Desem Waringin.
    Ngapain juga coba ngasih hadiah dan neghukum diri sendiri. Mendingan janji di depan orang lain gitu kek. Bukannya lebih mangstep tuch ?
    Ternyata tidak.
    Memberi hadiah dan menghukum diri sendiri atas pencapaian yang ditargetkan, ternyata menyimpan sebuah manfaat.
    Kalau anda memberi hadiah atas keberhasilan anda, yang bangga adalah alam bawah sadar anda !
    5. pengoptimalan
    Yeah ! Setelah ngerti, disiplin, ngecek, dan memberi hadiah, sekaranglah saatnya mengoptimalkan hasilnya lagi.
    Bagus memang dapet nilai 90 melulu saat ulangan, tapi bukanlah baik kalau ditingkatkan untuk bisa menghasilkan lebih tinggi.
    Tidak perlu langsung dapat 100.
    Dapat 91-pun sudah merupakan pengoptimalan.
    habis itu 92, 92, 94, dan lama-lama 100.
    Tahu istilah Kaizen ?
    Istilah orang Jepang.
    Yang Artinya  melakukan perbaikan terus menerus. Sedikit tidak mengapa. Yang penting terus menerus membaik.

    naaah…. itu td sekilas yg dapat saya bagikan…semoga memotivasi… :) )
    Sumber:  http://ajiexku.wordpress.com/2012/01/22/agar-tetap-konsisten/

Selasa, 24 April 2012

Jangan "Ngasal", Bersihkan Rumah Ada Triknya!


Membersihkan rumah bukan semata pekerjaan bersih-bersih. Ada triknya untuk membersihkan ruangan, bukan dikerjakan asal-asalan. Karena, bekerja secara serabutan malah akan memboroskan waktu dan membuang tenaga. Hasilnya juga belum tentu bagus. Berikut langkahnya:
Trik 1
Sebelum proses pembersihan dimulai, kumpulkan semua aksesoris yang menempel di dinding maupun di meja dalam satu wadah. Dengan mengumpulkan aksesoris, pembersihan di rak atau ambalan tempat aksesoris jadi lebih mudah dilakukan. Bahkan, aksesoris jadi aman karena tidak akan tersenggol hingga jatuh rusak atau pecah.
Trik 2
Matikan penyejuk udara (Air Conditioner/AC) atau kipas angin sebelum membersihkan ruangan. Tujuannya, agar debu tak beterbangan saat proses pembersihan dilakukan, seperti menyapu lantai.
Mulailah pembersihan dari arah atas ke bawah. Awali dari langit-langit, dinding, jendela, pintu, dan terakhir lantai. Setelah bersih, bagian jendela dan pintu dilap dengan kain basah, dan lantai dipel.
Trik 3
Jika hendak membersihkan bagian yang tinggi dan tak terjangkau, gunakan alat bantu. Misalnya saja, bangku atau tangga. Jangan berjinjit karena justru membuat kerja melambat dan melelahkan. Selain itu, risiko berjinjit membuat badan tak seimbang. Alih-alih bersih, malahan bisa terjatuh karena badan dalam kondisi tidak seimbang, apalagi dalam keadaan puasa.
Trik 4
Bersihkan karpet pada lantai dengan sapu lidi atau penyedot debu (vacuum cleaner). Setelah bersih, lipatlah karpet. Permukaan atas karpet harus berada di bagian dalam lipatan. Silahkan gulung sesudah itu. Trik ini akan mencegah debu dari sisi bawah karpet menempel ke sisi atas.
Trik 5
Ketika membersihkan aksesoris, gunakan sabun secukupnya agar saat pembilasan tidak terlalu lama. Setelah ruangan bersih dan kering, letakkan kembali aksesoris atau furnitur pada tempatnya. Ruangan jadi lebih bersih, dan nyaman untuk ditinggali.

Minggu, 18 Maret 2012

Arti di Balik Dekapan Si Dia

Satu hari di mana Si Buyung sedang sakit, tumpukan pekerjaan yang tak kunjung usai, ditambah kewajiban lain yang menunggu dituntaskan, rasanya Anda membutuhkan sebuah sandaran untuk mengurangi penat. Kehadiran pasangan pun menjadi demikian penting untuk meringankan beban pikiran. Ketika Anda sedang merasa resah dan membutuhkan ketenangan, sebuah pelukan dari Si Dia rasanya memiliki makna yang lebih tulus dan mendalam.

Berbicara mengenai pelukan, tampaknya semua orang akan sepakat terhadap kekuatan pelukan yang luar biasa. Ketika tubuh saling bersentuhan, hati Anda dan dia pun seakan menyatu tak terpisahkan. Bahkan, seketika kita merasa dada dan lengan Si Dia menjadi tempat ternyaman yang pernah kita singgahi.

Akan tetapi, pelukan seperti apa yang paling tulus dan melahirkan ketenangan? Apa yang ingin ia sampaikan melalui pelukannya? Seringkali mungkin Anda juga bingung dengan tingkah pola Si Dia yang sulit ditebak. Ahli komunikasi Peter A. Andersen, PhD, dan Audrey Nelson, PhD, memaparkan arti dari pelukan Si Dia yang biasa dilakukan di sofa atau di ranjang.

Menyandarkan kepala di dadanya
Sewaktu Anda mengutarakan kecemasan, ia akan menarik kepala Anda dengan lembut menuju dadanya. Pria dengan segala kekuatan dan keinginan untuk melindungi, berpandangan bahwa tempat paling nyaman untuk pasangan adalah di bagian dada. Ia pun akan mengusap lembut punggung atau kepala Anda, seolah mengutarakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Pada posisi ini, selain menyandarkan kepala di dadanya, tangan Anda pun dengan leluasa bisa mendekap pasangan.

Dekapan pria yang demikian, menunjukkan bahwa ia dapat diandalkan dalam banyak hal. Pria tipe ini memiliki naluri untuk menunjukkan sikap “jantan” dengan melindungi Anda, juga menunjukkan kelembutannya dengan penuh kasih. Maka jangan ragu menyandarkan kepala Anda di dadanya ketika penat menyerang. Selain Anda nyaman, ia pun akan merasa tersanjung karena dipercaya menjadi tempat bersandar.

Merengkuh dari belakang
Bayangkan posisi Anda yang meringkuk dan ia “menyelimuti“ punggung Anda dari belakang. Pelukan intim ini menunjukkan dia merasa nyaman dengan kedekatan fisik. Dengan posisi seperti ini pula, ia merasa memiliki Anda sepenuhnya, serta bertanggung jawab terhadap keadaan diri Anda. Bisa jadi, dia sedang memiliki dorongan seks yang tinggi.

Bagaimana jika suami begitu menggemari posisi ini dan jarang mendekap Anda dengan cara lain? Ada kemungkinan ia memang menikmati saat-saat dekat dengan Anda namun kurang nyaman mengekspresikan diri secara emosional. Sehingga ia memilih menunjukkan ekspresi cintanya melalui gestur ini. Kadangkala, pria yang mengambil posisi seperti ini justru sebetulnya sedang membutuhkan kenyamanan, lho. Dekapannya seolah menunjukkan ia sedang “mengadu” tanpa kata-kata, karena pria tipe ini cenderung kebingungan mengutarakan kecemasannya.

Jika Anda dan pasangan berada dalam posisi ini, biarkan ia merengkuh Anda dari belakang, namun tetap respon gestur pasangan dengan cara menggenggam tangannya. Jangan sampai abai dengan bahasa tubuhnya hanya karena posisi Anda membelakangi dia.

Menyandarkan kepalanya di pangkuan Anda
Misalnya ketika sedang menonton TV di sofa, ia menyandarkan kepalanya di pangkuan Anda. Bisa jadi, ia sedang membutuhkan perhatian. Pria yang menyenangi posisi seperti ini biasanya berharap pasangan dapat menunjukkan kasih sayang dan bisa menyemangati dirinya. Coba belai kepalanya atau ajak ia berbicara santai sambil menatap matanya, maka ia akan merasa Anda ada untuk menemaninya.

Untuk tipe wanita yang sangat senang memerhatikan pasangan, posisi seperti ini akan membuat mereka sangat bahagia dan merasa dibutuhkan. Kendati demikian, bukan berarti ia begitu tergantung pada Anda, lho. Melainkan ia tipe yang sangat sensitif dan terbuka, sehingga nyaman membagikan keluh-kesahnya.

Merangkul sebelah bahu Anda
Bagi beberapa orang, posisi ini tidak begitu menunjukkan keintiman. Bayangkan ini, Anda duduk berdua dengan suami di sofa, lalu ia meluruskan lengannya ke arah bahu Anda tapi tanpa menyentuh bahu. Seolah, ia merangkul Anda namun dilakukan dengan ogah-ogahan atau sekadar basa-basi.

Pria tipe ini, biasanya memang kurang nyaman dengan kontak fisik ringan yang biasa dilakukan ketika beraktivitas bersama pasangan. Kendati demikian, ia menyadari kebutuhan Anda untuk melakukan kontak dengannya, sehingga ia tetap berupaya untuk menyenangkan Anda.

Yang harus diingat, bukan berarti pelukan seperti ini mengindikasikan ia tidak mencintai Anda. Pasalnya setiap orang memiliki kebiasaan dan pandangan yang berbeda terhadap suatu hal. Namun jika Anda menginginkan ia lebih ekspresif, boleh-boleh saja membicarakan hal ini di saat santai. Kuncinya, jangan terlalu menuntut, tapi lakukan perlahan-lahan. Misalnya Anda membiasakan diri merangkul atau memeluknya pada saat-saat tertentu, sehingga ia terbiasa dengan kontak fisik ringan yang dapat dilakukan di sela-sela kegiatan.

Beda halnya jika posisi ini dilakukan di tempat yang tidak terlalu pribadi, ketika pasangan sedang berbincang dengan rekannya. Posisi yang demikian, justru menunjukkan bahwa ia tetap “ada” untuk Anda meskipun sedang asyik berdiskusi mengenai hal lain.

Kisah Nyata di Balik Film "The Vow"

Hari Valentine biasanya disambut dengan film-film romantis di bioskop. Salah satu yang bisa Anda tonton sebentar lagi adalah The Vow. Film ini mengisahkan Leo (Channing Tatum), yang harus berjuang sekuat tenaga untuk meraih kembali cinta sang istri, Paige (Rachel McAdams). Memori Paige lenyap setelah kecelakaan mobil yang mereka alami.

Film ini ternyata diangkat dari kisah sejati Kim dan Krickitt Carpenter, pasangan pengantin baru dari Las Vegas, New Mexico. Hanya 10 minggu setelah menikah, suatu kecelakaan mobil mengakibatkan Krickitt mengalami koma selama empat bulan. Ketika akhirnya tersadar, ia kehilangan memorinya. Krickitt bahkan tidak tahu siapa Kim, yang selalu mendampinginya saat itu.

Peristiwa tragis ini terjadi ketika mereka berkendara menuju Phoenix, Arizona, untuk merayakan Thanksgiving bersama orangtua Krickitt. Krickitt, yang mengemudikan mobil, mencoba menghindari sebuah lori yang bergerak lambat. Namun sebuah truk yang mengikuti dalam jarak dekat menabrak mobil mereka dari belakang, membuat mobil itu terguling sekitar 30 meter jauhnya, hingga atap mobil ringsek.

Kim mengalami cidera, tulang iga dan hidungnya patah, dan luka ringan di sana-sini. Namun Krickitt tidak sadarkan diri. Ia harus diangkat dari kendaraan, dan diterbangkan ke rumah sakit. "Aku tidak tahu apa yang terjadi sampai ketika terbangun dari koma hampir empat bulan sesudahnya, tanpa menyadari dimana aku berada, atau apa yang telah terjadi," kenang Krickitt, yang kini berusia 42 tahun.

Krickitt ternyata mengalami cidera kepala yang begitu parah, hingga pada awalnya tidak mampu mengingat apapun, bahkan untuk memakai pakaian, menggosok gigi, dan berjalan. Namun ketrampilan ini sebenarnya masih tersimpan dalam memori jangka panjangnya, sehingga begitu menjalani terapi intensif, perlahan-lahan Krickitt mampu mengingatnya.

Yang menjadi masalah justru memori jangka pendeknya, karena ternyata jauh lebih parah dan rusak secara permanen. Memorinya selama dua tahun sebelum kecelakaan tersebut hilang seluruhnya, tahun-tahun dimana ia bertemu dan menikahi Kim. Hingga saat ini, 18 tahun setelah peristiwa itu terjadi, memori tersebut tak pernah kembali.

"Ketika ditanya perawat apakah aku ingat suamiku, aku bilang aku tidak menikah," kenang Krickitt. "Aku bisa mengingat nama-nama beberapa mantan kekasihku, tapi aku tak ingat pria yang tidak pernah meninggalkan diriku selama berbulan-bulan di rumah sakit ini."

Ketika ditunjukkan foto-foto dan video pernikahannya, Krickitt tetap tak mampu mengingat apapun. Ia merasa mengenali gadis dalam gaun pengantin yang tengah berjalan memasuki lorong gereja itu sebagai dirinya dalam versi muda. Sayangnya, ia tak bisa mengingat apa yang dirasakan gadis dalam video tersebut.

Krickitt adalah atlet senam berusia 24 tahun ketika bertemu Kim (saat itu 27 tahun), seorang pelatih bisbol. Krickitt bekerja sebagai tenaga penjualan di sebuah perusahaan pakaian olahraga di Anaheim, California selatan. Mereka berkenalan melalui telepon, saat Kim memesan jaket olahraga untuk sesama pelatih di New Mexico Highlands University. Krickitt. Mereka langsung "klik", dan tetap berhubungan sesudahnya.

Setelah berhubungan jarak jauh selama enam bulan, Kim mengundang Krickitt ke New Mexico. Sejak itu mereka saling mengunjungi setiap akhir pekan, dan menikah tiga bulan sesudahnya.

"(Setelah kecelakaan) Dia bukan hanya tak ingat bahwa kami menikah, tapi juga tidak mengenaliku," timpal Kim, yang kini 46 tahun. "Aku sangat kecewa, tentunya, tapi aku mencoba untuk tidak membesar-besarkannya, karena aku begitu senang ia masih hidup."

Kim bertekad untuk tidak meninggalkan Krickitt, sampai sang istri menatapnya dengan kesadaran penuh dan mengatakan bahwa semuanya telah berlalu. Tekadnya yang kuat untuk merehabilitasi Krickitt ternyata tidak diterima oleh perempuan muda ini. Maklum, cidera kepala tersebut ternyata juga mengubah kepribadian Krickitt. Ia menjadi pemarah, tidak sabaran, dan agresif, sangat berlawanan dari sifatnya yang ceria dan bersemangat dulu.

"Aku tak ingin ia ada di sekitarku, menyuruh-nyuruhku menjalani terapi fisik. Aku menentangnya karena mencoba memberitahuku apa yang harus kulakukan," jelas Krickitt. "Aku mencoba bersikap sopan, karena ia terlihat sangat mempedulikanku. Tapi aku tak punya perasaan padanya."

Kim sendiri mengakui, perannya seolah berubah dari suami menjadi ayah. Ia berkeras memasukkan Krickitt ke rehabilitasi. Mantan pesenam yang lincah itu kini bahkan tidak mampu berdiri. Krickitt membenci terapi tersebut, dan membenci Kim karena memaksanya melakukannya. Krickitt mengusir Kim berulangkali.

Orangtua Krickitt turut berusaha mengingatkan bahwa Kim adalah suaminya, sehingga Krickitt merasa ia pasti sangat mencintai pria itu dulu. Tetapi semakin ia berusaha mengenal dan menyayangi Kim, perasaan itu tak juga hadir. Meski begitu, berpisah bukan pilihan terbaik bagi keduanya.

"Aku sudah mengucapkan janji perkawinan di depan keluarga dan teman-temanku, untuk tetap bersama, dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit," tegas Krickitt, yang akhirnya memutuskan untuk belajar mencintai pria asing ini lagi, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan dan betapa sulit mencapainya.

Sebaliknya Kim juga memegang teguh janji perkawinannya, dan tidak berniat meninggalkan sang istri dalam keadaan terpuruk. Sepahit apapun pertengkaran yang mereka alami, tidak membuatnya berhenti mencoba memperbaiki hubungan.

Pasangan ini menikah kembali tiga tahun setelah kecelakaan itu terjadi, dan tinggal di New Mexico seperti sebelumnya. Krickitt merasa tidak ada koneksi dengan kota tersebut. Ia juga mengalami kesulitan menjalani peran sebagai istri, apakah ia biasa memasak untuk sang suami, apa makanan kesukaan Kim, atau tipe istri seperti apa yang dijalaninya dulu. Krickitt juga belum siap untuk menjadi ibu sampai delapan tahun sesudahnya.

Yang tersulit baginya adalah mengatasi perubahan kepribadiannya. Tiba-tiba ia menjadi tidak sabaran, dan kepercayaan dirinya runtuh. Dulu ia cekatan, sangat senang berolahraga. Sekarang ia merasa begitu canggung dan kekanak-kanakan. Emosinya juga campur-aduk. Ketika bermaksud tertawa, Krickitt justru menangis, dan begitu sebaliknya. Ia merasa frustrasi dengan dirinya, dan terhadap Kim.

Pasangan ini juga menjalani konseling, dimana mereka diminta untuk membangun kenangan baru bersama. Tujuannya agar Krickitt dapat membentuk ikatan emosional yang sesungguhnya dengan Kim. Mereka mengawali hubungan mereka dari nol lagi, berkencan, nonton film, bowling, dan jalan-jalan.

Perlahan, rasa cinta pada Kim mulai tumbuh. Krickitt mengakui, cinta yang dirasakannya tidak berbunga-bunga seperti dulu. "Saat bersamanya, jantungnya tidak berdebar-debar, kakiku tidak terasa lemas. Aku ingin sekali merasakannya, tapi bukan itu kenyataannya. Kini aku membuat keputusan untuk mencintainya," papar Krickitt, yang terus belajar untuk mencintai pria ini.

Sebelas tahun setelah kecelakaan terjadi, pasangan ini akhirnya dikaruniai anak. Menjadi ibu ternyata merupakan pencerahan bagi Krickitt. Ia merasakan suatu tanggung jawab, yang mendewasakan dirinya. Dua anak hadir dalam kehidupan mereka, yaitu Danny (11) dan LeeAnn (8). Krickitt juga kembali bekerja sebagai pelatih kebugaran, yang mampu mendongkrak kembali kepercayaan dirinya.

Kini Krickitt memiliki banyak kenangan baru bersama Kim. Hubungan mereka memang tak pernah sama seperti sebelum kecelakaan terjadi, namun ia merasa lebih kuat menjalaninya. Ia berharap, kisah hidupnya yang difilmkan dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk memegang teguh janji perkawinan, dan berkomitmen sebagai orang dewasa.


Sumber: http://female.kompas.com/read/2012/02/14/12301524/Kisah.Nyata.di.Balik.Film.The.Vow.

6 Hadiah Murah tapi Romantis untuk Si Dia

Meski sebenarnya mengungkapkan kasih sayang bisa dilakukan setiap saat, namun tak ada salahnya untuk mengungkapkan dengan cara berbeda ketika ada momen khusus untuk merayakannya. Yang perlu Anda ingat, hadiah yang mahal bukan jaminan untuk bisa membahagiakan pasangan. Hadiah dengan harga yang murah juga bisa bernilai mahal asalkan didasari dengan perasaan cinta yang tulus, dan cara yang romantis. Tidak percaya? Coba dulu pilihan hadiah berikut ini.

1. Catatan romantis
Daripada menghabiskan uang untuk membeli kartu ucapan yang indah dan mahal, luangkan untuk menulisnya sendiri. Katakan kepada si dia bahwa momen istimewa seperti ulang tahun atau hari Valentine bisa menandai awal catatan romantis satu tahun ke depan melalui berbagai cara yang sederhana, seperti tulisan tangan pribadi. Catatan kecil ini bersifat pribadi, romantis, dan pastinya murah. Tidak puas hanya dengan kartu? Coba buat jurnal pribadi atau blog.

2. Sarapan di tempat tidur
Sebuah cara klasik yang bisa dilakukan untuk pasangan suami istri adalah dengan makan bersama. Namun, makan bersama yang istimewa biasanya membutuhkan biaya yang cukup mahal. Kenapa tidak mencoba untuk menyiapkan sarapan romantis untuk pasangan di tempat tidur? Buatlah sarapan yang praktis, mudah, dan lezat, dan tempatkan dalam sebuah wadah yang indah. Jangan lupakan untuk memberikan setangkai bunga mawar indah diiringi sebuah pesan romantis.

3. Cari tempat yang spesial
Bawa pasangan untuk menemukan tempat indah dan tenang sebagai tempat pelarian yang romantis. Atau, ajak ia napak tilas ke tempat-tempat kenangan saat masih pacaran. Tidak harus keluar kota, menikmati roti bakar di warung depan kampus juga jadi! Kemudian beri kejutan manis padanya dengan membawakan semacam memorabilia, benda kenangan yang dulu membuat Anda selalu terkenang padanya.

4. Kirimkan bunga

Bunga merupakan cara yang bagus untuk membuat orang tahu bahwa Anda mengasihinya. Tak perlu memilih rangkaian bunga yang rumit dan mahal. Pilih saja buket atau setangkai bunga yang sederhana, dan kirimkan sendiri kepada pasangan. Ini merupakan cara yang pribadi dan bisa mengejutkan pasangan dengan cara yang spesial.

5.
Membaca bersama
Tak ada salahnya untuk menghabiskan waktu dengan membaca novel romantis bersama, sambil berbagi hal-hal penting untuk Anda. Pilih novel favorit Anda dan pasangan untuk dibaca bersama-sama. Bayangkan apa yang akan terjadi sesudahnya. Selain bisa saling membahas kejadian yang menimpa tokoh-tokohnya, berangan-angan mengenai kelanjutan kisah tersebut, langsung setelah membaca kalimat demi kalimat, Anda juga bisa membandingkannya dengan perjalanan kasih Anda sendiri. Seringkali kita begitu terjebak dalam kesibukan sehari-hari, sehingga tak sempat berdialog mengenai mimpi-mimpi Anda berdua, ataupun kepedihan-kepedihan Anda. Membaca memfasilitasi koneksi yang lebih dalam dan intim.

6. Buat sesuatu bersama-sama
Pasangan suami istri tentu sudah biasa melakukan kegiatan berdua, dari bersih-bersih rumah sampai menemani anak tidur. Khusus pada hari Valentine, cobalah untuk melakukan hal yang istimewa yang sudah lama tak Anda lakukan, misalnya memasak bersama, atau menyanyi sambil diiringi petikan gitarnya. Atau, bila biasanya Anda paling malas masuk ke dapur, coba siapkan hidangan favoritnya.

Tak Cukup Perlakukan Pasangan sebagai "Suami"

Pacaran merupakan saat-saat terindah, karena di sinilah sifat-sifat romantis tercipta. Ketika memasuki gerbang pernikahan, perlahan-lahan romantisme dan berbagai perbuatan manis ini akan berkurang atau justru menghilang. Hal ini antara lain disebabkan para suami yang merasa bahwa Anda sudah jadi miliknya, sehingga tidak perlu diperjuangkan kembali.

Kesalahan pandangan inilah yang bisa membunuh romantisme, dan tak jarang menyebabkan sering terjadinya pertengkaran atau bahkan perceraian. Padahal sebenarnya menurut konsultan pernikahan Indra Noveldy, keromantisan dalam rumah tangga sangat diperlukan untuk mempererat dan mengharmoniskan hubungan rumah tangga.

"Ketika memutuskan untuk menikah, maka kita harus berkomitmen untuk hidup bersamanya selama sisa hidup kita. Tak jarang ada rasa bosan, maka beragam kejutan yang romantis bisa digunakan untuk menghidupkan rasa cinta kembali seperti ketika pacaran," jelas Indra dalam acara yang diadakan Molto di City Plaza, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Indra, ketika menikah banyak pasangan yang tidak menjadikan pasangan hidupnya seperti kekasih yang harus dijaga setiap saat agar tidak berpaling. "Seorang pasangan yang harmonis haruslah memiliki pasangan yang diperlakukan dengan kriteria PISIK," bebernya.

PISIK merupakan kepanjangan dari partner, istri, sahabat, ibu, dan kekasih. Hal ini tentu tak terbayangkan oleh kebanyakan pasangan menikah yang hanya memperlakukan pasangan sebagai istri dan ibu dari anak-anak saja. Kesalahan ini tidak hanya dilakukan pria terhadap istrinya, tapi juga perempuan terhadap suaminya.

1. Partner. Dalam kehidupan, setiap orang akan mengalami jatuh bangun. Sudah selayaknya ketika menikah, pasangan menjadi partner yang siap membantu untuk menghadapi setiap masalah yang dialami. Setiap hari Anda selalu bersama dengannya di rumah, maka pastikan bahwa pasangan adalah partner yang terbaik untuk menjalani hidup dan mengatasi masalah bersama-sama, baik masalah keluarga, pribadi, maupun pekerjaan. Ketika menjalani kehidupan rumah tangga sebagai partner, hal ini menjadi suatu bentuk romantisme tersendiri.

2. Istri/suami. Saat menikah, status seseorang pasti akan berubah dari kekasih menjadi istri atau suami. Sudah sepantasnya jika pasangan diperlakukan seperti "jabatannya", yaitu sebagai istri ataupun suami dalam kehidupan rumah tangga. Dengan adanya rasa menghargai dan menghormati sesuai "jabatannya", masalah rumah tangga bisa diminimalisasi.

3. Sahabat. Setiap orang pasti memiliki sahabat tempat mencurahkan semua perasaan, cerita kehidupan, sampai problem yang dihadapi. "Dengan adanya sahabat, setiap masalah pasti akan terasa lebih cepat selesai, dan perasaan menjadi lebih lega," tambahnya. Dengan memperlakukan pasangan sebagai sahabat terbaik, tidak ada lagi hal yang ditutupi dari pasangan, sehingga komunikasi akan terjaga baik.

4. Ibu/Ayah. Salah satu kriteria pasangan hidup yang dicari adalah, pasangan yang lebih dewasa dan mampu mengayomi Anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Tak salah jika kita mencari figur ibu atau ayah dalam diri pasangan, dan memperlakukannya seperti itu terutama ketika sudah memiliki anak.

5. Kekasih. Sebagian besar pasangan melupakan status istri atau suami sebagai kekasih. Padahal, meski sudah berstatus sebagai istri atau suami sebaiknya kita tidak menghilangkan perasaan terhadap pasangan sebagai kekasih. Dengan menjadikan pasangan sebagai kekasih, Anda pasti akan berjuang sekuat tenaga untuk membahagaiakan pasangan, dan menekan pertengkaran dengan hal-hal romantis yang dilakukan.

"Perlakukan pasangan sebagai kekasih seumur hidup yang harus selalu dipupuk cintanya agar semakin tumbuh. Karena cinta sebenarnya juga butuh diisi ulang, caranya dengan memperlakukannya seperti kekasih dan melakukan hal romantis," pungkas Indra.