Masalah keuangan merupakan salah satu alasan utama terjadinya perceraian dalam keluarga dan keributan di antara pasangan. Artikel dibawah ini adalah rangkuman dan kutipan dari artikel The Six Financial Mistakes Couples Make - SmartMoney.com.
Untuk kebanyakan pasangan, membicarakan hal keuangan adalah sesuatu yang tabu. Tidak jarang pasangan memasuki pernikahan tanpa mengetahui gaji pasangannya.Kalau biaya hidup rendah maka masalah gaji masih merupakan hal yang ringan untuk dibicarakan. Tapi kalau tidak mencukupi biaya hidup, apa yang akan dilakukan? Lalu bagaimana halnya dengan HUTANG? Berapa banyak pasangan kita yang mengetahui hal ini? Bagaimana halnya dengan kebiasaan hidup pasangan kita? Apakah pasangan kita boros dan suka belanja? Apakah pendapatan saya atau berdua bisa memenuhi kebutuhan ini?
Jika anda dan pasangan mengalami kesulitan keuangan, jangankan membuat kesepakatan akan tindakan yang harus dilakukan, membicarakan atau mendiskusikan saja bisa membuat pusing kepala dan rumah tangga menjadi tegang.
Menurut Mary Claire Allvine, ahli financial planner and penulis buku “”The Family CFO: The Couple’s Business Plan for Love and Money”: “Orang cenderung menjadi emosional dan reaktif mengenai hal keuangan, dan tidak berpikir secara strategis”.Ketika emosi ini tinggi, orang cenderung membuat kesalahan yang lebih besar lagi dalam keuangan. Solusi yang diberikan Allvine adalah: perlakukan urusan keuangan keluarga sebagai urusan keuangan perusahaan atau bisnis. Dengan demikian anda akan menjadi lebih sistematis dan tidak terlalu emosi dalam menanganinya.
Di bawah ini adalah 6 kesalahan yang sering terjadi pada pasangan dalam mengatur keuangan. Serta tips untuk membantu anda:
1. Menyatukan atau Tidak Menyatukan Keuangan
Salah satu masalah pertama yang dihadapi pasangan yang baru menikah adalah bagaimana mengatur keuangan. Apakah sebaiknya menyatukan tabungan dan gaji dalam satu rekening, atau sebaiknya masing-masing pasangan mempunyai rekening sendiri kemudian membuat satu rekening terpisah untuk membiayai kebutuhan rumah tangga?
Survei dari majalah SmartMoney menemukan bahwa 64% pasangan di Amerika menyatukan seluruh uang mereka dalam satu rekening bersama. 14% pasangan menyimpan uang mereka dalam rekening masing-masing, dan 18% melakukan keduanya: sebagian uang disimpan dalam rekening masing2 dan membuat rekening bersama untuk kebutuhan rumah tangga.
Ginita Wall dari Women’s Institute for Financial Education menyarankan pasangan untuk mencoba beberapa cara untuk menentukan cara mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk pasangan baru, pilihan yang tepat bisa saja gabungan antara rekening sendiri dan rekening bersama. Mengapa? Ruth Hayden, penulis “For Richer, Not Poorer: The Money Book for Couples.” mengatakan, bahwa walaupun pasangan muda, sebagai individu yang berbeda sebaiknya mempunyai kebebasan untuk mengelola kebutuhan keuangan masing-masing, mereka harus belajar bagaimana menjadi pasangan dengan mengatur keuangan bersama. Dengan berjalannya waktu, ketika kebutuhan rumah tangga menjadi lebih besar dengan adanya anak-anak atau cicilan rumah, dsb, banyak pasangan yang merasa bahwa menggabungkan keuangan dalam rekening bersama jauh lebih mudah. Atau jika kebutuhan hidup pasangan sudah tinggi karena tingginya biaya hidup di kota besar, maka mengatur keuangan keluarga dengan menggabungan pendapatan akan lebih effisien.
Saran ini akan berbeda ketika salah satu pasangan memasuki pernikahan dengan hutang yang cukup besar.
2. Menghadapi Hutang
Dari semua masalah yang menyebabkan pertengkaran. Masalah hutang menempati ranking pertama dari hasil survey SmartMoney. “Hutang adalah persoalan dimana pasangan paling tidak bisa sepakat”. Masing-masing pasangan biasanya tidak mempunyai ukuran yang sama dalam melihat apakah hutang yang ada itu terlalu besar atau jenis hutang apa yang merupakan hutang yang bermasalah.
Alangkah baiknya jika masing-masing pasangan bisa terbuka mendiskusikan hal keuangan SEBELUM masuk dalam pernikahan. Apa yang bisa dilakukan dalam menghadapi masalah hutang?
Disukai atau tidak, ketika anda menikah, hutang pasangan anda bisa menjadi masalah anda dan sebaliknya. Untuk pasangan yang belum menikah, tidak ada salahnya membuat perjanjian PISAH HARTA. Perjanjian PISAH HARTA bisa dilakukan untuk melindungi harta atau asset seseorang dari hutang pasangannya (JIKA hutang itu berasal dari institusi). Di Indonesia, di mana sistem legal tidak terlalu kuat, perjanjian PISAH HARTA belum tentu bisa di teguhkan. Apalagi kalau pasangan atau anda berhutang kepada rentenir yan menggunakan kekerasan untuk menagih hutangnya.
Untuk anda yang sudah menikah, carilah jalan keluar bersama untuk mencicil hutang secepatnya, walaupun anda harus mengencangkan ikat pinggang.
3. Monitor Pengeluaran
Cara yang salah: Saya hemat, kamu yang boros. Ini masalah besar.
Cara yang baik: Kita berdua ada pengeluaran dan kebutuhan yang berbeda, mari susun budget bersama
Suami anda sering mengkritik bahwa anda terlalu boros. Tetapi suatu hari anda pulang dan menemukan TV baru yang canggih dan besar. Suami anda tersenyum lebar dan menjelaskan bahwa TV itu harganya istimewa sekali dan dia tidak bisa tidak beli.
Anda pernah mengalami hal serupa? Pengeluaran menempati urutan ke 2 dalam pertengkaran pasangan. Apa yang terjadi biasanya adalah salah satu dari pasangan menuduh pasangannya boros dan menguras semua uang yang ada. Cobalah anda periksa diri. Apakah anda banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan belanja pribadi dan memprioritaskan belanja barang pribadi diatas kebutuhan rumah tangga?
Hasil research menemukan bahwa seseungguhnya, jumlah pengeluaran uang wanita dan pria sama. Hanya jenis barang yang mereka beli berbeda. Wanita biasanya mengeluarkan uang sebagian besar untuk kebutuhan sehari-hari: belanja di pasar, supermarket, belanja untuk pakaian anak-anak dan suami, belanja peralatan dapur – sedangkan pria mengeluarkan uang untuk pembelian yang besar: TV, computer, motor, mobil. Kalau pengeluaran masing-masing dijumlahkan, maka jumlah pengeluar wanita dan pria hampir sama. Tetapi karena jenis barang dan frekuensi belanja itu berbeda, maka persepsi mengenai siapa yang lebih boros pun berbeda.
Saya menjelaskan hal diatas bukan untuk dipakai sebagai alasan untuk belanja yang tidak terkendali. Justru sebaliknya. Jika ada pertengkaran mengenai hal ini, anda dan pasangan harus menemukan akar masalahnya. Mungkin anda berdua harus mulai berhemat dan mengurangi pengeluaran. Duduklah bersama dan masing-masing memutuskan berapa jumlah uang yang dialokasikan untuk kebutuhan pribadi sehari-hari: kebutuhan pakaian, salon, rekreasi, pariwisata, pembelian barang mewah, dsb.Buatlah daftar HIS and HERS. Negosiasikan jumlahnya.
Ingatlah bahwa kebutuhan ini adalah kebutuhan sekunder. Jadi pikirkanlah dahulu kebutuhan rumah tangga yang PRIMER: sewa rumah, cicilan rumah, makan, listrik, telepon, air, kesehatan, sekolah, transportasi.
4. Merahasiakan Pendapatan dan/atau Tabungan dari Pasangan
Menyembunyikan pendapatan atau sejumlah tabungan dari pasangan anda bisa menimbulkan pertengkaran. Banyak pasangan melakukan hal ini, baik karena sang istri terlalu cerewet dalam menuntut suami untuk member lebih banyak lagi atau karena sang suami (atau istri) men-support anggota keluarga, kebiasaan buruk seperti judi atau bahkan adanya pacar baru!
Kalau anda mengenal dan mempercayai pasangan anda, perlukah anda menyembunyikan pendapatan atau tabungan dari pasangan anda? Adakah alasan2 tertentu yang membuat anda HARUS menyembunyikan pendapatan atau tabungan dari pasangan? Apakah pasangan anda mempunyai masalah dengan kebiasaan buruk seperti judi dan hutang? Kalau ini yang terjadi, carilah pertolongan professional, baik itu konselor, psikolog atau akuntan untuk menyelesaikan masalah yang ada daripada anda dan pasangan hidup diatas kebohongan.
5. Menyisihkan Uang Untuk Kebutuhan Darurat
Per-ekonomian suatu negara pasti ada pasang surutnya. Jika ekonomi baik, perusahaan-perusahaan bisa berkembang. Dengan adanya perkembangan, perusaaan pun biasanya menambah karyawan. Namun sebaliknya, jika ekonomi sedang surut, perusahaan besar, kecil maupun perorangan akan merasakan dampaknya. Tidak sedikit perusahaan yang terpaksa mem-PHK karyawannya. Ingat tahun 1998? Secara sangat tiba-tiba, kondisi ekonomi sangat buruk, ditambah dengan kekacauan social dan politik.
Di level yang lebih kecil lagi, kejadian yang tidak terduga seperti kecelakaan, sakit, atau alasan lain yang berdampak negative terhadap keuangan keluarga bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Apakah anda siap menghadapi kemungkinan ini?Jika anda dan pasangan tidak memiliki tabungan untuk masa darurat, kehidupan rumah tangga anda akan berubah drastic. Biasanya dalam kasus seperti ini, orang mudah panik dan stress karena tidak adanya persiapan sama sekali.
Sebaiknya anda memiliki tabungan untuk masa darurat sejumlah 3-6 bulan. Taruhlah di bank yang dijamin pemerintah. Tabungan deposito atau tabungan berjangka lainnya bisa memberikan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa. Berpikirlah dengan bijaksana. Kontrol diri anda dalam mengeluarkan uang, terutama untuk kebutuhan2 sekunder anda.
6. Investasi Uang Secara Bijaksana
Jika kebutuhan rumah tangga sudah tercukupi dan anda bisa menabung untuk emergency, anda dan pasangan bisa mulai memikirkan jenis investasi apa yang bisa memberikan anda bunga atau hasil yang lebih tinggi. Sebaiknya, anda dan pasangan anda memikirkan bersama jenis-jenis investasi apa yang bisa dilakukan sesuai dengan target dan kebutuhan finansial anda.
SmartMoney survey menunjukkan bahwa pria lebih berani mengambil resiko dalam hal investasi. (62% pria, 19% wanita). Daripada anda dan pasangan bertengkar mengenai berapa besar resiko yang berani diambil untuk investasi, bicarakan dengan baik-baik dan mintalah saran dan pendapat dari beberapa orang yang mengerti mengenai hal ini. Jika anda mempunyai kebutuhan financial dalam jangka pendek, 1-3 tahun, maka janganlah terlalu agresif untuk menginvestasikan uang anda. Money market, deposito berjangka, bonds, reksadana adalah contoh investasi yang cukup aman untuk jangka pendek. Sedangkan stock lebih tepat untuk investasi jangka menengah atau panjang karena fluktuasi dan resiko stok lebih besar dibandingkan jenis investasi lainnya.
Jenis investasi tidak hanya terbatas dengan produk2 perbankan. Bisa juga dalam bentuk emas, tanah, dan rumah. Untuk tanah dan rumah, carilah tempat yang strategis dan persiksalah dengan sangat teliti mengenai keaslian sertifikatnya. Tidak sedikit orang yang tertipu dalam urusan tanah ini. Disarankan untuk men-cek keaslian sertifikat langsung ke kantor BPN (Badan Pertanahan Nasional).
Apapun jenis investasi anda, diskusikan bersama setiap tahunnya. Sekali lagi banyak bertanya kepada orang2 yang mengerti hal investasi ini.
Selamat mengatur keuangan keluarga!
Sumber: http://unik.kompasiana.com/2011/01/21/6-kesalahan-finansial-yang-sering-terjadi-pada-pasangan/